Ke’te
Kesu berjarak sekitar 5 kilometer dari ibukota Kabupaten Toraja Utara, Rantepao. Desa ini memiliki deretan rumah adat yang bernama Tongkonan. Sebagian bangunan diperkirakan berumur sekitar 300 tahun. Dulunya, di sini merupakan
tempat berkumpulnya kaum bangsawan. Selain itu, di sini juga merupakan pusat
kegiatan dengan hadirnya lumbung padi di sekitar. Bentuk Tongkonan memiliki beberapa keunikan, salah satunya adalah atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Selain itu, semua bangunannya menghadap ke arah utara sebagai lambang dari asal
muasal leluhur Tana Toraja. Harapannya saat ada warga meninggal, ia akan
berkumpul kembali bersama para pendahulunya di sana.
2. Batutumonga
Batutumonga
merupakan kota kecil yang terletak di lereng Gunung Sesean di kecamatan Sesean
Suloara, terletak 24 km sebelah utara dari kota Rantepao, memiliki panorama
yang indah. Sepanjang perjalanan dari kota Rantepao menuju Batutumonga dilalui
jalan yang berkelok-kelok dan pada beberapa ketinggian tertentu pemandangan
yang sangat eksotik dapat dinikmati dengan suhu udara yang dingin dan segar. Pemandangan ke arah
kota Rantepao dan Lembah Sa’dan yang berada di kejauhan di kaki gunung.
3. Objek Wisata Lemo
Lemo adalah salah satu kompleks makam yang terkenal dengan kuburannya.
Peti mati dilekatkan di dinding tebing bukit tinggi. Peti mati tersebut di
letakkan dalam tebing batu kapur. Cara penguburannya di sini adalah dengan
melubangi batu, dipahat secara manual. Biasanya, satu lubang diisi oleh satu
keluarga dan ditutup kayu. Meski terkesan
angker, objek wisata Lemo menjadi tempat wisata rumah arwah, karena situs
pemakaman ini sudah ada pada zaman dulu. Di Lemo, Anda akan disajikan
pemandangan yang sedikit berbeda. Anda akan melihat jenazah yang sengaja
disimpan dalam ruang terbuka, berada di dinding bukit curam.
4. Bori Parinding
Desa Bori di Toraja merupakan salah satu 'situs warisan dunia
UNESCO.' Di desa tersebut juga terdapat sejumlah susunan batu menhir bernama
Rante Kalimbuang yang unik. Satu daerah paling tersohor di Sulawesi
Selatan dan bahkan di dunia adalah Toraja. Toraja dari kata To Riaja yang
berarti orang yang bermukim di daerah atas. Dalam hal ini berarti daerah
pegunungan. Jika berjalan-jalan ke sini, 1.000 persen budaya dan adat
istiadat setempat masih sangat kental. Setelah beberapa kali mengunjungi daerah
ini, ada saja hal yang memanjakan mata saya dengan hal yang baru. Semua
mungkin sudah sangat familiar dengan acara upacara kematian atau panorama
gunung di Sesean, makam batu di tebing-tebing. Tapi kali ini saya akan menunjukkan
satu lagi sisi unik dari Toraja dengan pemandangan batunya. Sore
hari menjelang maghrib, saya dan keluarga menuju satu tempat yang bernama Bori
atau dikenal dengan Rante Kalimbuang. Bori masih terletak di Kota Toraja Utara.
Tempat ini menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO, yaitu adanya Batu
Simbuang yang menyerupai menhir.(https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-3052307/desa-bori-situs-warisan-unesco-di-toraja)
5. Museum Ne' Gandeng
Objek wisata ini terletak di Desa Palangi, Kecamatan Sa’da
Balusu. Rumah adat Toraja yang bernama Tongkonan berada di sekelilingnya. Kamu
juga bisa menginap di sini, loh. Cukup dengan merogoh kocek
Rp500.000 per malam, kalian bisa menempati hunian dengan dengan kapasitas
hingga 30 orang. Selain itu, keindahan hamparan sawah di sekitar juga semakin
mempercantik suasana.(https://travelingyuk.com/museum-ne-gandeng/74623/).
6. Air Terjun Sarambu Assing
Air Terjun Sarambu Assing terletak di Desa atau
Lembang Patongloan, Kecamatan Bittuang, kabupaten Tana Toraja atau kurang lebih
45 km dari Kota Makale. Bisa ditempuh sekitar 1,5 jam hingga 2 jam dari Makale.
Untuk mencapai lokasi air terjun ini, sebaiknya mengendarai motor. Kendaraan roda empat hanya
bisa tembus sampai di jalan raya. Selanjutnya masih ada jalan beton yang hanya
bisa dilalui kendaraan roda dua sepanjang kurang lebih 1 km. Selepas dari jalan
beton tersebut adalah jalan tanah sejauh 1 km khusus untuk motor. Bagi yang
mengendarai motor trail, mungkin bisa turun sampai ke pinggir sungai. Dari
pinggir sungai kecil tersebut baru dilanjutkan dengan berjalan kaki mengikuti
jalan setapak di kawasan hutan pinus sejauh kurang lebih 1 km.
7. Air Terjun Talondo Tallu
Talondo Tallu termasuk salah satu yang cukup populer. Bukan
cuma sekedar menawarkan pemandangan indah dan suasana menyegarkan, lokasi ini
juga terbilang unik. Sebab tak seperti lokasi sejenis pada umumnya, aliran air
Talondo Tallu memiliki tiga cabang berbeda.
8. Patung Yesus
Patung Yesus Memberkati ini berada di atas
puncak bukit Buntu Burake yang berketinggian 1.700 mdpl. Tinggi badannya
sekitar 45 meter yang terbuat dari coran perunggu. Tingginya mengalahkan patung
Yesus di Rio de Jeneiro, Brasil. Yang berketinggian 38 meter di puncak Gunung
Corcovado dengan ketinggian 710 mdpl di Taman Nasional Hutan Tijuca.Patung
Yesus yang dibangun pada Mei 2015 ini memakan biaya sekitar Rp 22 milyar atas
inisiasi Gubernur Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk menambah kunjungan para
wisatawan di Tana Toraja. Terbukti terdapat 1 juta wisatawan yang bertandang ke
Buntu Burake pada tahun 2016.Patung yang juga merupakan ikon Tana Toraja
ini semakin hits di kalangan traveler dengan adanya jembatan kaca yang
panjangnya kurang dari 100 meter yang diklaim sebagai yang terluas di
Indonesia. Jembatan kaca yang dibangun pada Januari 2018 ini telah menghabiskan
dana sekitar Rp 4 miliar. Tapi sayang sewaktu kami kesana bulan Agustus lalu,
jembatannya ditutup karena masih dalam maintenance. Untuk traveler
yang fobia ketinggian sebaiknya tidak perlu mencoba. Tempat wisata ini terletak
sekitar 4 KM dari pusat Kota Makale. Bisa dicapai dengan motor atau mobil
tersedia jalan luas dan beraspal bagus menuju lokasi. Tarif tiket masuknya Rp.
10 ribu saja per orang. Dari parkir kendaraan tersedia sekitar 500 anak tangga
yang harus dilewati untuk mencapai puncak bukit. Karena berada di puncak bukit,
pemandangan yang ditawarkan pun juga tidak kalah menakjubkan dari patungnya.(https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-4274316/bukan-brasil-patung-yesus-tertinggi-dunia-ada-di-toraja)
9. Objek Wisata Ollon
Ollon adalah sebuah kampung di wilayah pemerintahan Lembang/Desa Bau,
Kecamatan Bonggakaradeng. Daerah ini terletak di wilayah barat di bagian
selatan Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Jarak tempuh dari kota Makale,
ibukota kabupaten Tana Toraja diperkirakan sekitar 35 kilometer, dengan kondisi
jalan yang belum memadai. Untuk sampai ke Ollon, jalan alternatif(karebatoraja.com)
10. Lo'ko' Mata
Lo’ko
Mata berada ketinggian 1458 m dpl dengan posisi koordinat S 02°54’03.2” dan E
119°51’32.1”. Nama Lo’ko’ Mata diberi kemudian oleh karena batu alam yang
dipahat ini menyerupai kepala manusia, tetapi sebenarnya liang Lo’ko’ Mata
sebelumnya bernama Dassi Deata atau Burung Dewa, oleh karena liang ini
ditempati bertengger dan bersarang jenis-jenis burung yang indah-indah warna
bulunya, dengan suara yang sangat mengasyikkan tetapi kadang-kadang menakutkan.
0 komentar:
Posting Komentar